Belanja Produk Arsitektur & Interior Bangunan!
Diskon ongkir
Poin beli online
Voucher Rp 50 rb pembeli baru
Kreatif! Hasil Unik dari Limbah Daur Ulang

Kreatif! Hasil Unik dari Limbah Daur Ulang

via pexels.com

  • Diperbarui: 23-08-2019

Bagi sebagian besar orang, barang tak terpakai ataupun limbah mungkin hanya dianggap sebagai sampah belaka. Namun berbeda dengan beberapa pengusaha berikut ini. Dengan kreatifitas dan kepedulian yang tinggi, barang tak terpakai ataupun limbah disulap menjadi berbagai produk yang bermanfaat, unik, kreatif dan bernilai tinggi.

1. Kacamata Kabau

Kabau merupakan brand di bidang fashion kacamata yang dirilis sejak tahun 2013. Kabau ditopang oleh tiga orang founder yaitu, Reinanto, Sofian, dan Andro. Keunikan Kabau terletak pada bahan dasar pembuatannya yang memakai limbah papan skateboard atau papan skateboard bekas.1

Kacamata Kabau

Walau terbuat dari limbah papan skateboard atau papan skateboard bekas, karya kacamata Kabau dijual dengan harga yang cukup tinggi. Harga sebuah kacamata Kabau berada dikisaran Rp 1.300.000 dan harga akan semakin mahal bila desain yang diminta customer semakin rumit. Mahal tidaknya harga kacamata Kabau memang tergantung dari desain dan jenis lensa yang diminta oleh para customer. Meskipun begitu Kabau menjamin produknya berkualitas. Alasannya, kacamata Kabau dibuat langsung dengan tangan (handmade). Oleh karena itu, proses pembuatannya sangatlah teliti dan memakan waktu lama. Per bulan, Kabau hanya mampu membuat 15 buah kacamata.1

2. Kerajinan Tangan KPSM

Di tangan para pengerajin sampah yang tergabung dalam Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Yogyakarta, sampah-sampah plastik bisa diubah menjadi berbagai barang kerajinan seperti bross, bunga hias, miniatur berbagai kendaraan, tempat pensil, kantong belanja, hingga tas tangan.

Hasil Kerajinan Tangan KPSM

Berbagai hasil karya KPSM tersebut juga jauh dari kesan murahan. Bahkan mungkin orang-orang yang melihatnya tak akan menyadari jika tas tangan tersebut terbuat dari bahan baku kantong plastik bekas yang biasa kita buang dan teronggok di tempat sampah.

Dalam pemasarannya barang-barang Kerajinan Tangan KPSM tersebut juga sudah mencapai pasar luar negeri. Seperti Malaysia, Australia, Ghana dan Jerman. Dikatakan keuntungan penjualan produk-produk tersebut 80 persen diberikan kepada pengerajin, sementara 20 persen masuk kas KPSM.

Keberadaan KPSM selain mendatangkan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat juga memberikan dampak positif bagi lingkungan karena dapat meminimalisir terbuangnya sampah tak berguna dan menanamkan kesadaran masyarakat setempat akan manfaat pengelolaan sampah. Hingga saat ini, KPSM sudah ada hampir di setiap Kabupaten/Kota di Yogyakarta.2

3. Interior Ranting Kioski

Kerajinan Ranting Kayu

Beberapa tahun lalu, Made Sutamaya tak sengaja memandangi tumpukan sampah potongan kayu dan ranting-ranting di pinggir pantai. Ia pun berpikir bagaimana kayu-kayu terbuang itu bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat serta menjual. Bermodal nekat, ia pun mengumpulkan sampah kayu-kayu itu lalu dibawa ke rumah yang sekaligus galerinya, Kioski. Di tangannya limbah kayu tersebut diolah dan dipoles menjadi hiasan pinggiran kaca rias berukuran 60 cm x 100 cm. Keesokan harinya hiasan tersebut langsung laku terjual sekitar Rp 200.000.

Setelah itu, Sutamaya terus menekuni kreativitasnya di pemanfaatan limbah ranting kayu. Ketekunannya pun membuahkan hasil. Sutamaya juga sudah mengekspor produknya ke beberapa negara di Eropa. Seperti Belanda, Jerman, Italia dan Prancis hingga ke Afrika.

Setiap bulan ia mampu mengumpulkan sedikitnya satu truk setoran ranting-ranting kayu dari limbah pantai, bukan hanya di Bali tetapi juga hingga Pulau Jawa. Setelah itu Sutamaya menyortir ranting-ranting tersebut. Ranting-ranting itu sama sekali tidak ada yang dipatahkan maupun ditambah sentuhan lain, kecuali paku kecil dan sedikit perekat.

Selain memiliki omzet yang cukup besar, Sutamaya juga telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Parama Karya Award 2015 dari Presiden Joko Widodo.2

4. Mebel Vintage dan Recycled Iron

Mebel Vintage dari Drum Bekas

Wirausahawan asal Jepara, James, sukses menyulap drum bekas menjadi mebel dan produk rumah tangga. Usahanya ini bermula dari kejeliannya melihat peluang usaha dari pengolahan drum-drum bekas dan besi-besi tak terpakai yang teronggok di sekitar tempat tinggalnya. Dengan keahlian yang dimilikinya, James pun mengolah limbah drum bekas tersebut dengan tambahan sedikit paduan warna dan aksesoris, Hasilnya penampilan drum-drum bekas tersebut menjadi artistik dan menarik. Demi keberlanjutan usahanya, James juga menggandeng pemulung setempat untuk ketersediaan bahan baku. Setiap minggunya drum-drum bekas akan selalu dipasok walau tak bisa dirata-rata berapa jumlahnya.4

Kini usaha James dengan nama Vintage and Recycled Iron sudah berbuah manis.

5. Kerajinan koran bekas Cipta Karya Mandiri

Sebelumnya, Siti Aminah merupakan pengusaha grosir sembako pada tahun 2003 hingga 2008. Namun usaha sembakonya mengalami kebangkrutan di tahun 2008. Kala itu, hutang Siti bertumpuk. Untuk menutup hutangnya, Siti terpaksa melepas kios miliknya.5

Kerajinan Tangan Koran Bekas

Usaha daur ulang sampah koran akhirnya menjadi pilihannya, Siti berpikir bahwa sampah koran jika dimanfaatkan akan sangat berharga. Ia pun menjalani pelatihan handycraft untuk mengolah kertas koran. Selama satu tahun Siti berkutat dalam pembuatan beragam karya kerajinan dari bahan baku sampah koran.6

Kerja keras Siti tak sia-sia. Beragam kerajinan hasil karya Siti diterima dengan baik oleh masyarakat. Tak hanya tas namun sandal, kotak tissue, keranjang, dompet, asbak hingga pernak-penik perhiasan juga berhasil ia ciptakan. Hasil karyanya dijual mulai Rp 3.000 hingga ratusan ribu rupiah. Penghasilan Siti pun merangkak naik. Hingga pada 2011, kios sembako yang sudah berpindah tangan akhirnya dapat dimiliki kembali. Seluruh hutangnya juga terbayar lunas.6

Tak berhenti sampai di situ, 2013 lalu Siti sudah memperluas jaringan bisnisnya dengan membuat lembaga Cipta Karya Manunggal yang bergerak dibidang pengolah dan pengelolaan sampah serta pelatihan hobi yang berorientasi non profit, di mana lembaga ini memberikan pelatihan handycraft dari sampah untuk pemberdayaan masyarakat.6

Sumber
1. Nurhayat, Wiji (2016). 3 Pemuda Ini Raup Untung Jual Kacamata Dari Papan Skateboard Bekas. Diambil dari https://news.indotrading.com/3-pemuda-ini-raup-untung-jual-kacamata-dari-papan-skateboard-bekas/
2. Fauziah, Lutfi (2015). Tas Tangan Berbahan Plastik dari Jogja Mendunia. Diambil dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/04/tas-tangan-berbahan-plastik-dari-jogja-mendunia
3. Sulistyowati, Ayu (2010). Jutawan dari Sampah Pantai. Diambil dari http://ekonomi.kompas.com/read/2010/09/27/10042383/Jutawan.dari.Kerajinan.Sampah.Pantai
4. Intan, Novita (2015). Pemuda Jepara ini ubah sampah drum jadi uang ratusan juta Rupiah. Diambil dari https://www.merdeka.com/uang/pemuda-jepara-ubah-sampah-drum-jadi-uang-ratusan-juta-rupiah.html
5. Inspiration, Kuntarno (2012). Kebangkrutan Tak Menghalangi Siti Aminah Menjadi Wiraswastawan Sukses Dari Solo. Diambil dari http://inspirasi-wiraswasta-online.blogspot.co.id/2012/11/kebangkrutan-tak-menghalangi-siti.html
6. khamdi, Muhammad (2012). Siti Aminah, Menyulap Sampah Menjadi Rupiah Diambil dari http://www.solopos.com/2012/09/21/siti-aminah-menyulap-sampah-menjadi-rupiah-331255

    DMCA.com Protection Status

    Comment

      FOBUMA
      WA Chat Support
      0819 2810 0777